Jumat, 18 Desember 2009

Happy Anniversary FAPERTA UNILA

Assalamu'alaikum...

Cukup lama rasanya diri ini tak berkunjung ke blog ini.. cukup banyak suka, tawa, tangis dan canda yang tlah dilalui... namun ternyata tak sempat ku torehkan dalam lembar demi lembar blog ini.

Ahh,, sudah sampai lagi di hari ulang tahun faperta tercinta,. Semoga dengan semakin bertambahnya umur, faperta unila semakin baik lagi, semakin mampu menciptakan lulusan terbaik untuk tanah air ini.. yang harapannya mampu peduli dengan kondisi disekitar nya..

Dan akhirnya kututup kembali episode kenangan hari ini,, tak banyak yang bisa di ungkapkan disini, hanya tarian keyboard sebagai pengingat di hari tua...

Wassalam..

Kamis, 11 Juni 2009

Publication...



Agibisnis Major

Banner Rumah Makan



RUMAH MAKAN ANEKA UDANG

Dengan bangga mempersembahkan...

Menu Spesial dengan harga terjangkau

LAN Sosek ce' lah...

Kamis, 04 Juni 2009

Pengumuman

UNIT KEGIATAN MAHASISWA

FORUM STUDI ISLAM (UKMF FOSI FP)


UNIVERSITAS LAMPUNG


Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Kami dari UKMF (Forum Studi Islam) FOSI FP, memberitahukan kepada semua teman-teman mahasiswa Fakultas Pertanian bahwa

Telah terpilih Ketua Umum dan Wakil Ketua Umum FOSI FP periode 2009-2010 sebagai berikut:

Ketua Umum :
Nama : Roby Maryadi
NPM : 0714011056
Jurusan: Agroekoteknologi

Wakil Ketua Umum :
Nama : Maria Ulfah
NPM : 0714021015
Jurusan: Agribisnis

Dengan ini kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari teman-teman semua untuk FOSI FP lebih baik kedepannya.

1. Apa pandangan teman-teman tentang FOSI FP secara keseluruhan?
2. Apa yang teman-teman rasakan dengan adanya FOSI FP selama ini?
3. Apakah harapan teman-teman pada FOSI FP yang akan datang?
4. Program-program apa yang teman-teman harapkan untuk dapat
dilaksanakan oleh FOSI FP?
5. Kritik dan saran untuk ketum dan waketum periode 2009-2010?


Atas perhatiannya, kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Tertanda,
Ketua Umum UKMF FOSI FP


Roby Maryadi


SILAHKAN KIRIM JAWABAN TEMAN-TEMAN KE ALAMAT
Email : mafa_myquran@yahoo.com



Pengumuman

Grand Opening...

IKAMM LAMSEL


Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji hanyalah milik Allah SWT, shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada pimpinan tauladan kita Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya.

Mahasiswa muslim merupakan bagian dari generasi muda yang akan melanjutkan kepemimpinan di masa yang akan datang. Mahasiswa muslim merupakan perubah dengan pedoman yang kokoh yaitu Al-Quran dan Sunah. Mahasiswa muslim hendaknya mempunyai wawasan yang luas sebagai modal pemikiran untuk kemajuan Agama, Negara dan Bangsa. Negara ini tidak akan maju apabila daerah-daerah bagiannya tidak maju dan berkembang.

Menyadari bahwa Daerah adalah aset besar untuk kemajuan bangsa ini, dan kemajuan ini akan terwujud apabila kita bekerja secara jama’I (bersama). Mahasiswa muslim Lampung Selatan merupakan aset besar sebagai kaum pemikir untuk kemajuan daerahnya.

Sesungguhnya Allah SWT mencintai umat-Nya yang menjalin ukhuwah dengan baik. Menyadari bahwa kemajuan daerah Lampung Selatan adalah amanah besar, kami mahasiswa muslim asal Kabupaten Lampung Selatan mengikat diri dalam Lembaga Kedaerahan yang bernama Ikatan Mahasiswa Muslim Lampung Selatan (IKAMM LAMSEL).

Kepada seluruh mahasiswa muslim asal LAMSEL, kami tunggu partisipasinya untuk segera BERGABUNG dengan komunitas ini. Jazakallah khoiron katsir.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Peranku Dalam Dakwah Kampus

PERAN MAHASISWA DALAM PERSPEKTIF DAKWAH KAMPUS

Oleh : Maria Ulfah


Wahai orang-orang yang beriman! Maukah kamu Aku tunjukkan suatu perdagangan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih
?
(Yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu jika kamu mengetahui

(QS. Ash-Shaff : 10-11)

Perjalanan dakwah memang sangat panjang. Bahkan lebih panjang dari umur pendakwahnya. Perjalanan itu dimulai jauh sebelum kita dilahirkan di dunia ini. Allah telah mengutus Nabi Adam as. Sebagai manusia pertama penyampai risalah dakwah dan dakwah itu akan berakhir hingga hari kiamat tiba. Dakwah adalah menyeru dan mengajak manusia manusia untuk kembali kefitrahnya yakni menyembah dan mengabdi kepada Allah Swt, menjalankan segala apa yang diperintahkan-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dalam bentuk apapun. Setiap pembawa risalah membawa amanah dakwah yang sama yakni untuk menegakkan kalimah ”LA ILAHAILLAALLAH” (QS. Al-Anbiya’ : 25).

Mengingat panjangnya perjalanan dakwah yang harus di tempuh oleh kader dakwah, maka sangat pantas jika Allah mengharapkan orang-orang yang mampu melanjutkan risalah dakwah tersebut. Oleh karena itu, telah hadir sederetan nama-nama yang telah dipahatkan dengan tinta emas dalam lembaran-lembaran suci para mujahid-mujahid Allah, mulai dari masa ketika Nabi Adam di utus untuk menyampaikan risalah dakwah, sampai hadirnya Rosulullah saw sebagai penutup para nabi yang terdahulu dan bertugas untuk menyempurnakan akhlak manusia. Setelah rosul wafat maka amanah dakwah itu dilanjutkan oleh khalifah Abu Bakar as Shidiq, lalu Umar, Utsman , Ali dan selanjutnya masih banyak lagi nama-nama yang telah terukir dengan tinta emas sebagai mujahid dakwah, yang akhirnya amanah dakwah itu sampai kepada kita untuk mengembannya.

Dan akhirnya amanah dakwah itu sampai pada generasi kita! Generasi dakwah kampus. Kampus adalah salah satu tempat dimana sebuah fase kehidupan seorang manusia berjalan, pintu gerbang menuju dunia yang sesungguhnya, dimana banyak pemikiran yang menawarkan segala kelebihan dan kekurangannya dalam menghadapi kehidupan, seolah menutup kebenaran islam yang tak perlu dipungkiri lagi. Sedangkan mahasiswa sebagai salah satu bagian dari civitas akademika merupakan aset terbesar untuk perubahan bangsa ini, yakni sebagai agen perubahan, kontrol sosial dan cadangan sumber daya manusia.

Karena begitu besarnya peran seorang mahasiswa atau pada umumnya adalah pemuda, maka pada setiap zaman pemuda selalu menjadi incaran berbagai ideologi dan pergerakan. Di tangan para pemudalah maju mundurnya kehidupan ini. Tentunya masih segar dalam ingatan kita karena selalu diulas dan diingatkan, betapa dulu Mahasiswa yang tidak lain adalah seorang pemuda mampu menggulingkan rezim Orde Baru yang notabene begitu menakutkan dan mengerikan bagi organisasi-oraganisasi islam yang tumbuh semasa itu. Bung Karmo juga pernah mengatakan pada salah satu pidatonya yang berisi :”Beri aku 10 pemuda maka aku akan kuasai dunia”. Bung karno saja hanya membutuhkan 10 orang pemuda untuk menguasai dunia, betapa besarnya potensi seorang pemuda bagi yang mampu mengolah dan memanfaatkannya dengan baik. Demikian juga dalam dakwah. Tanggung jawab besar untuk memikul beban dakwah terletak pada tangan para pemudanya.

Kampus merupakan ladang dakwah yang tidak boleh diremehkan dengan strategi dakwah seadanya. Mengingat kekhasan kampus, maka dibutuhkan manajemen dan strategi-strategi untuk mengelola dakwah di lingkungan kampus agar tercipta lingkungan kampus yang islami.

Dakwah kampus adalah dakwah yang dilakukan secara umum dengan aktivitas terbuka dalam lingkup perguruan tinggi. Dakwah kampus yang telah bergulir lebih dari 20 tahun kini memasuki sebuah era baru dalam pergerakannya. Perubahan-perubahan terjadi di kampus, seperti perubahan struktur social, perubahan pola dakwah, heterogenitas mahasiswa, dan tuntutan-tuntutan pasca kampus yang semakin menantang membuat para kader dakwah perlu merumuskan pola dakwah yang terbaik di kampusnya masing-masing.

Di dalam perjalanan sejarah, seorang aktivis dakwah kampus (ADK) atau mahasiswa yang menjadi aktivis dakwah di kampus, memiliki peran yang terkait dengan peran dasar mahasiswa, yakni agen of change, iron stock dan control social. ADK, sebagaimana mahasiswa pada umumnya, merupakan unsur yang penting dalam upaya melakukan perubahan. Bedanya, ADK akan menjadi pelaku atau subjek perubahan dengan dakwah sebagai panglimanya. Perubahan ini mencakup berbagai aspek, dari aspek politik, sosial, ekonomi, budaya, lingkungan, sampai pada ideologi.

ADK sebagai iront stock (cadangan SDM) bermakna seluruh potensi yang dimiliki oleh sorang ADK akan lebih berguna sebagai aset SDM dalam komponen dakwah dimasa yang akan dating. Istilah ‘cadangan’ yang berarti ADK adalah kekuatan masa depan , yakni pasca-kampus, masa dimana lulusan dari perguruan tinggi baik negeri maupun swasta akan mengisi ruang-ruang dan posis-posisi dalam masyarakat, bangsa dan Negara. Sedangkan ADK sebagai control sosial adalah peran dimana seorang mahasiswa bias menjadi katalisator/ mempercepat terjadinya perubahan sosial di dalam masyarakat.

Peran ADK sebagai mahasiswa sangat terkait dengan trilogy dakwah kampus. Kita mengenal dalam dakwah kampus ada tiga ranah, yakni ranah dakwiyah, siyasiyah dan ilmiyyah. Ranah dakwiyyah atau syiar merupakan bagian pertama dan utama, yang menjadi perintis dalam dakwah kampus ranah ini identik dengan kajian keislaman, taklim, dauroh, dan tentunya payung yang bernama lembaga dakwah kampus (LDK). Ranah kedua adalah siyasi yakni social kemasyarakatan. Yang termasuk disini adalah amal islami dalam bentuk bakti social, aktif di organisasi mahasiswa. Terakhir adalah ranah ilmiyyah yakni akademis dan skill keterampilan. Sehingga dari ranah-ranah yang ada memang dibutuhkan mahasiswa yang mampu memainkan peran-peran yang ada disana. Dan tentunya itu tidak mudah. Perlu perdebatan yang panjang dan alot untuk bisa merumuskan pola yang terbaik untuk membentuk ADK tawazun.

Idealnya, setiap bagian tersebut mampu kita seimbangkan . Namun jika ada bagian yang lebih mendominasi laju gerak dakwah kita maka harapannya bagian-bagian yang lain tidak kita tinggalkan sama sekali. Karena pada dasarnya, semua bagian tersebut saling berkaitan dan akan membentuk seorang ADK yang mampu memunculkan pesona pribadinya yang seimbang, atau biasa dikenal dengan ADK tawazun. ADK tawazun merupakan ADK yang menjadi rujukan dalam hal wawasan yang luas mengenai keislaman yang dibuktikan dengan menjadi mentor atau tutor bagi adik-adik tingkatnya, hafal minimal 1-2 juz, cakap sebagai khotib dan penceramah dalam ta’lim atau kajian. Dalam waktu yang sama, ADK tawazun juga mempunyai wawasan yang luas mengenai dunia di luar kampus, ia tidak gagap kalau ditanya mengenai masalah-masalah yang berhubungan dengan social politik yang terjadi di masyarakat dan Negaranya, dia juga mempunyai kecakapan dalam berorganisasi, berperan aktif dalam lembaga kemahasiswaan dan sosisl serta politik kampus. Dia juga mampu memainkan peran dalam keterlibatannya di bidang akademis, ia mempunyai kompetensi yang luar biasa dalam ilmu pengetahuan, sesuai dengan bidang ilmu yang sedang ditekuninya. Ia juga mampu untuk menulis, memiliki IPK diatas rata-rata dan track record akademis seperti karya tulis, penelitian dan seminar. Demikianlah profil sesosok ADK yang tawazun, harapannya kita semua akan segera menjemput gelar itu.

Dalam dakwah kampus, ada beberapa wadah dakwah yang dapat membantu ADK untuk segera mendapatkan gelar tawazun, yakni lembaga dakwah kampus (LDK) misalnya Bimbingan Rohani Islam, Forum Studi Islam, dan Rohani Islam, lini ini menunjang dalam penyebarlusasan dakwah. Lembaga Kemahasiswaan (LK) untuk menunjang siyasah ADK seperti Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM), dan UKM Penerbitan. Sedangkan himpunan mahasiswa (HIMA) di jurusan, UKM Penelitian, karya ilmiah dan English Club merupakan contoh lembaga yang dapat menunjang bidang akademis.

Dari beberapa ranah yang ada biasanya ADK lebih memilih untuk berada dalam salah satu wilayah ini, apakah ia aktif di BEM, di LDK atau di UKM Penelitian. Seorang kader akan bisa produktif jika diberi amanah sesuai dengan potensinya. Akan tetapi, kita harus membuka paradigma kita, walau kita diamanahkan di suatu wilayah dakwah tertentu, kita harus senantiasa siap untuk diposisikan dan membantu wilayah lain jika wilayah lain tersebut membutuhkan bantuan.

Sebagai contoh, seorang ADK yang aktif di LDK perlu juga mengetahui terkait dakwah di kemahasiswaan. Begitu pula aktivis di kemahasiswaan, perlu memahami tentang bagaimana dakwah di lembaga dakwah kampus. Seorang yang aktif di UKM Penelitian , juga perlu tanggap terhadap isu social politik yang sedang berkembang di kalangan mahasiswa. Seorang aktivis yang sering demonstrasi diharapkan pula memiliki basis akademik yang kuat. Seorang alumni LDK pernah berkata bahwa ,” Mahasiswa itu IP-nya harus diatas 3. Bagaimana mau merubah bangsa, kalau merubah IP diri sendiri saja masih terseok-seok”. Benar sekali apa yang disampaikan oleh beliau, sudah selayaknya seorang aktivis dakwah harus mampu menjadi yang terbaik dalam segala bidang.

Demikianlah, beberapa uraian mengenai peran-peran seorang ADK dalam dakwah kampus. Masih ada banyak peran yang perlu diseimbangkan. Masih ada banyak masalah yang perlu diselesaikan bersama. Masih butuh banyak tenaga untuk keberlangsungan dakwah ini kedepan. Masih ada kesempatan untuk orang-orang yang mencoba untuk menjadi saleh dan mampu melejitkan potensinya dengan mengemban amanah dakwah. Masih cukup banyak pelayanan yang harus kita berikan pada masyarakat kampus. Oleh karena itu, masih banyak hal-hal dan strategi-strategi yang harus dipersiapkan dan dimiliki oleh setiap ADK untuk terjun dalam peran-peran terbaik yang telah dipersiapkan untuknya.

Wallahu’alam bish showab.

Disadur dari:

Tim Jarmus FSLDK Nasional. 2008 . Menjadi Muslimah Pembangun Peradaban . Bandung : Gamais Press.

Yani, Ahmad . 1997 . Mutiara Dakwah . Jakarta : Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Da’wah (LPPD) Khairu Ummah.

Yusuf Ahmad, Ridwansyah . 2008 . Rekayasa Lembaga Dakwah Kampus . Bandung : Gamais Press.

Potret Dinamika Gerakan Mahasiswa Kontemporer

POTRET DINAMIKA GERAKAN MAHASISWA KONTEMPORER

Oleh : Maria Ulfah

Fundamentalisme Islam Indonesia memiliki ciri khas yang sangat jauh berbeda dengan fundamentalis Islam di negara lain seperti Pakistan ataupun negara-negara timur tengah, antara lain dekatnya hubungan mereka dengan kalangan pemerintahan maupun militer, padahal fundamentalisme Islam di negara lain rata-rata menjauhinya bahkan melakukan konfrontasi secara terbuka, hal lainnya adalah gerakan-gerakan fundamentalis Islam Indonesia tidak berakar maupun berkembang di kalangan ulama maupun santri.

Hubungan gerakan Islam dengan pemerintah yang didukung militer selama masa orde baru mengalami masa pasang surut. Pada awal kebangkitan orba, militer mendapat dukungan baik dari kalangan mahasiswa maupun kalangan Islam yang sakit hati terhadap PKI, bahkan militer melatih dan mempersenjatai laskar pemuda Islam terutama dari kalangan NU dan Muhammadiyah untuk menghancurkan basis-basis PKI, laskar ini kemudian berubah jadi Banser dan KOKAM yang merupakan laskar sipil tidak bersenjata di lingkungan NU dan Muhammadiyah saat ini.

Tapi ketika militer memperoleh kekuasaan , kelompok Islam mulai dipinggirkan , Masyumi gagal untuk diterima kembali menjadi partai politik dan akhirnya membentuk Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) sebuah organisasi dakwah Islam militan yang dikenal sebagai think tank kelompok-kelompok fundamentalis. Organisasi ini tidak mengenal tradisi kartu tanda anggota (KTA) untuk memudahkan pergerakan mereka.

Hubungan kelompok Islam dengan pemerintah memanas dalam pembahasan RUU Perkawinan terutama menyangkut pasal 11 ayat 2 yang membolehkan pernikahan beda agama. RUU ini ditanggapi dengan walk out nya anggota dewan dari PPP dan diikuti oleh penyerbuan dan pendudukan gedung dewan oleh massa dari sejumlah ormas kepemudaan Islam. LetJen Soemitro mengambil inisiatif dalam krisis ini dan berhasil membuat kesepakatan dengan para ulama dan menghilangkan sejumlah pasal yang dianggap merugikan ataupun bertentangan dengan syari'at Islam, yang kemudian ditandangani oleh Soeharto.

Langkah ini menimbulkan kemarahan dari kelompok seterunya yaitu Ali Moertopo yang kemudian dicurigai merekayasa peristiwa Malari dengan melibatkan kelompok Islam buatan BAKIN yaitu GUPPI. Dari peristiwa peristiwa inilah dimulai operasi-operasi intelejen untuk menyusup bahkan menciptakan kelompok-kelompok fundamentalis. Walaupun pemerintahan Soeharto adalah pemerintahan militer tapi semasa rezim Soeharto kekuatan militer secara riil tidak begitu diperhatikan , belanja militer semasa rezim Soeharto sangat sedikit dan jarang dilakukan sehingga dari segi peralatan tempur jumlahnya menurun drastis dari masa rezim sebelumnya yang bahkan pernah tersohor sebagai salah satu negara dengan kekuatan udara dan laut terkuat di dunia (yang pada masa awal orba sebahagian besar discrap) begitu pula dari segi kesejahteraan prajurit sangat memprihatinkan.

Akan tetapi Soeharto memberikan dana tak terbatas kepada aparat- aparat intelejen untuk melakukan intimidasi dan rekayasa untuk menjinakkan kekuatan-kekuatan oposisi ataupun yang berpotensial untuk itu. Puncak perseteruan dengan kelompok Islam terjadi pada peristiwa priok, yang menurut sejumlah kalangan hanya dijadikan tumbal untuk mendapatkan dana bantuan/pinjaman luar negri karena setelah peristiwa tersebut pinjaman luar negri mengalir dengan lancar ke Indonesia. Peristiwa itu mendapat balasan dari sejumlah kelompok radikal seperti pemboman maupun pembajakan pesawat.

Peristiwa peristiwa itu dijadikan alasan bagi aparat untuk bersikap lebih represif dengan membuat isu komando jihad yang menelan korban sejumlah kyai NU di Jawa Timur. Walaupun ada sejumlah keanehan- keanehan yang tidak terungkap dalam peristiwa-peristiwa teror yang menghebohkan paska peristiwa Priok yang mengesankan adanya rekayasa, bahkan salah satu tersangka kasus peledakan BCA merupakan keponakan Widjoyo Nitisastro yang merupakan arsitek orba.

Organisasi-organisasi formal pada masa itu berusaha mengambil sikap koperatif dengan pemerintah untuk mencegah semakin banyaknya korban , hanya beberapa kelompok saja yang menolak seperti PII dan HMI MPO juga sebuah ormas yang baru lahir seperti BKPMI (1978).

Melihat semakin ditekan kekuatan-kekuatan radikal Islam malahan semakin melawan maka pemerintah melalui intelejennya menggunakan teknik seperti yang dilakukan CIA untuk melawan gembong obat bius di Amerika Selatan yaitu dengan cara tidak mengeliminirnya secara total melainkan dengan cara mengontrolnya. Karena dengan anggapan bahwa dengan mengeliminir sebuah potensi konflik malahan akan melahirkan potensi konflik lainnya sehingga malahan meningkatkan instabilitas , karena itulah potensi konflik itu akhirnya dipertahankan dalam batas dimana pemerintah memiliki akses untuk mengontrolnya.

Seiring dengan diberlakukannya NKK/BKK sejumlah ormas kepemudaan/ mahasiswa yang selama itu berbasis di kampus menjadi tersingkir. Salah satu pergerakan Islam yang kemudian memanfaatkan hal ini adalah gerakan Tarbiyah yang mengambil model gerakan Ikhwanul Muslimin di Mesir.

Gerakan ini pada mulanya bergerak di rumah-rumah anggotanya dalam sistim sel yang cangih dan sangat tertutup lalu bergerak ke masjid atau mushola-mushola kecil, biasanya dipilih yang terletak di tengah permukiman yang sulit dijangkau karena harus melewati gang-gang sempit setelah itu mereka mulai bergerak ke masjid masjid kampus dan berusaha memamfaatkan pola kaderisasi yang mereka format sesuai dengan metode jama'ah mereka untuk menarik anggota. Pada anggota usroh awal yang bergerak di luar kampus bahasan utama pertama mereka biasanya masalah tauhid yang diikuti bacaan-bacaan wajib dari Said Hawwa, tapi di kampus-kampus nama usroh biasanya diganti dengan nama mentoring dan materinya pun diperlunak walaupun pada akhirnya menuju kesana.

Gerakan ini bahkan terlihat dibiarkan bahkan terkesan dilindungi oleh pemerintah. Penerbitan buku-buku yang memuat tulisan-tulisan dari tokoh-tokoh IM yang diterjemahkan sangat marak, begitu pula kegiatan- kegiatan mereka jarang diusik aparat. Padahal pada masa itu lazimnya sebuah gerakan yang mengatasnamakan Islam selalu mendapat reaksi represif dari aparat.

Gerakan Tarbiyah ini pada masa reformasi menjadi cikal bakal gerakan mahasiswa KAMMI , Partai Keadilan dan gerakan perempuan Salimah. Pada era 90 an seiring dengan bertambah menguatnya gerakan tarbiyah sejumlah harokah Islam lainnya mencoba masuk ke kampus , yang paling utama adalah Hizbut Tahrir dan Salafy. Hizbut Tahrir yang lebih menekankan di bidang politik tapi dengan cara berjuang di luar sistim dikenal beraliran lebih keras dari tarbiyah tapi kurang begitu mendapat dukungan.

Gerakan Salafy dikenal jauh lebih keras dari dua kelompok tersebut. Gerakan Salafy atau lebih dikenal dengan Wahaby merupakan sebuah mazhab ekstrim di kalangan Islam Sunni yang menerapkan aturan-aturan kaku dan keras.
Pada era 80-90 an gerakan ini dipopulerkan oleh sejumlah warga keturunan Arab utamanya dari kalangan yang memiliki hubungan dengan Al Irsyad yang merupakan organisasi warga Arab keturunan non Sayyid. Gerakan ini menjadi terkenal seiring dengan berdirinya Laskar

Jihad. Interaksi harokah-harokah tersebut seringkali menimbulkan friksi bahkan bentrokan-bentrokan di masjid-masjid kampus, karena lazimnya gerakan - gerakan ini hanya mengenal islam secara hitam putih belaka sehingga lebih cenderung untuk konfrontasi dengan kelompok lain di luar mereka. Tapi clash antar harokah tersebut tidak sebesar pemusuhan mereka terhadap organisasi-organisasi Islam yang lebih lama tumbuh di tanah air. Paham yang dianut kelompok tradisionalis islam dituduh hanya mengajarkan fanatisme buta terhadap mazhab dan ketaatan penuh mereka terhadap kaum ulama atau yang sering diistilahkan taqlid buta (bahkan istilah ini sering dipakai untuk menghantam kelompok lain yang tidak sepaham) , sementara kelompok modernis Islam yang dianut ormas besar lainnya dituduh sebagai kepanjangan tangan antek barat yang hendak merusak Islam dari dalam. Padahal kedua paham tersebut memiliki penganut terbesar di Indonesia dan telah berdiri selama puluhan tahun bahkan sebelum indonesia merdeka.

Selain itu kelompok fundamentalis memiliki rasa permusuhan sangat besar pada kaum non muslim utamanya kristen (dan yahudi) yang dibangun melalui penafsiran-penafsiran sepihak terhadap sejumlah ayat- ayat Al Qur'an. Dari sini bisa terlihat bahwa kelompok-kelompok fundamentalis lebih memiliki potensi konflik baik dengan kalangan non muslim maupun kalangan muslim sendiri (yang tidak sepaham). Dan potensi konflik inilah yang dipelihara oleh pemerintah/milter bahkan kalau perlu dimamfaatkan untuk kepentingan mereka bahkan dengan mudahnya bisa dikorbankan begitu saja. Selain kelompok-kelompok radikal dari agama lain seperti Katholik dan Protestan .

Mencermati geliat gerakan mahasiswa di tataran politik nasional sembilan tahun pasca reformasi bisa dikatakan minim partisipasi. Apalagi untuk urusan berkecimpung di dunia poltik praktis, sangat kurang minat. Kenyataan ini diperlihatkan dari banyaknya “golongan tua” yang masih dominan di dunia politik. Tersebutlah nama-nama lawas seperti Susilo Bambang Yudhoyono, Jusuf Kalla, Megawati, Amien Rais, Sutiyoso, Sultan HB X, atau Wiranto. Notabene kesemuanya telah berusia diatas 40 tahun. Tak ada satupun muncul nama baru dari golongan muda yang maju ke kancah perpolitikan nasional.

Fenomena ini tentu lahir bukan tanpa sebab. Ketertarikan mahasiswa kontemporer saat ini cenderung kearah market oriented. Yaitu orientasi yang lebih membawa dampak profit and benefit bagi si mahasiswa itu sendiri. Lain kata, mahasiswa saat ini lebih berpikir soal untung-ruginya ia mengikuti sebuah kegiatan.

Tentu saja hal ini amat kontras dengan tipe gerakan politik mahasiswa pada angkatan pra-kemerdekaan, pasca-kemerdekaan, orde lama dan orde baru. Dimana arah pergerakan mahasiswa waktu itu lebih bersifat nation problem oriented dengan melibatkan massa rakyat.

Meski begitu, saat ini masih terdapat kelompok mahasiswa yang memiliki interest terhadap kajian politik. Mereka ini sebenarnya merupakan kelompok termarjinalisasi dari kaum mahasiswa itu sendiri. Mereka yang peduli ini “bertahan” dan membuktikan “eksistensi” didalam bentuk organisasi-organisasi kemahasiswaan seperti BEM, Senat, BPM, Dewan Kemahasiswaan atau kelompok studi yang berorientasi kepada kegiatan politik.

Isu-isu yang diusung biasanya merupakan isu lokal atau paling banter isu kedaerahan dimana organisasi kemahasiswaan itu berada. Contoh, Aliansi BEM Yogyakarta (ABY) mengusung isu pendidikan. Sementara itu di wilayah lain, perkumpulan organisasi kemahasiswaan di Jawa Tengah mengangkat tema penolakan nuklir. Beda lagi di kawasan Ibukota, isu Pilgub yang menjadi bahan omongan mahasiswa-mahasiswa Jakarta saat itu.

Bila dilihat dari kacamata jurnalistik, isu lokal yang diusung organisasi kemahasiswaan diambil karena tingkat proximity-nya tinggi. Jarak memengaruhi minat individu atau kelompok untuk mengangkat sebuah isu. Isu yang diangkat biasanya mengenai kebijakan-kebijakan kampus. Seperti absensi 75%, naiknya SPP dari tahun ke tahun atau problem ketidakberesan birokrasi kampus.

Selain itu, Gerakan mahasiswa saat ini memiliki kecenderungan memperjuangkan vested interest-nya masing-masing. Misalnya, Senat di sebuah fakultas memperjuangkan kepentingan mahasiswanya. Atau BEM yang mengusahakan kepentingan-kepentingan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dibawahnya. Akhirnya malah kesan eksklusif yang justru didapat.

Dampaknya tenaga dan pemikiran kritis mahasiswa kekinian hanya habis tersedot untuk mengurusi masalah-masalah lokal dan internal kampus (meski tidak di semua perguruan tinggi). Sementara isu-isu nasional dikesampingkan atau tidak disorot sama sekali. Akibatnya individu atau anggota organisasi kemahasiswaan tersebut terisolasi pengetahuannya tentang perkembangan politik dunia luar.

Disini gerakan mahasiswa perlu atur taktik dan strategi. Problem ini bisa diatasi dengan cara melakukan pembagian tugas antaranggota didalam organisasi tersebut. Pembagian berdasarkan urusan internal dan eksternal organisasi. Bagian internal mengurusi soal problem mahasiswa dan kampus (bahkan di beberapa lembaga pendidikan tinggi, fungsi ini diserahkan kepada organisasi lain seperti Himpunan Mahasiswa Jurusan atau Himpunan Mahasiswa Program Studi). Sedangkan bagian eksternal bermain pada tataran menjalin relasi dengan organisasi kemahasiswaan ekstra-universiter. Juga membahas isu-isu yang bersifat nation problem oriented.

Jika individu adalah dasar setiap masyarakat, maka Mahasiswa adalah salah satu individu pilihan yang paling banyak kontribusinya di masyarakat, paling dinamis dan berpengetahuan. Masyarakat dapat bangkit bersama gerakan Mahasiswa, sebagaimana masyarakat akan diam jika Mahasiswa melalaikan kewajiban dan peranannya.

Oleh karena itu, masyarakat sangat memperhatikan Mahasiswa, mereka mengamanahkan kepadanya lingkungan tempat ia belajar, mengamanahkan kepada guru atau dosen untuk mendidiknya secara individu di atas landasan aqidah dan memperhatikan aspek jasmani, akal, ruh, perasaan dan emosi maupun secara kolektif dengan memperhatikan masyarakat, bangsa, umat, dan agama dengan integritas dan nilai-nilainya. Mereka juga memberikan segenap apa yang dimiliki kepada para mahasiswa yang tidak lain adalah anak-anak mereka sendiri.

Maka menjadi kewajiban bagi Mahasiswa untuk menjawab tantangan peradaban tersebut dengan memberikan segenap pemikiran, ilmu, dan amal hingga ia maju bersama masyarakat, dan masyarakat berbangga dengan keberadaannya. Hingga pilar-pilar itu menegakkan kembali peradaban Islam yang penuh berkah.

Disadur dari:

http://triajinugroho.wordpress.com/2008/02/10/gerakan-dakwah-mahasiswa-sebagai-pilar-bangkitnya-peradaban-islam/

http://ikhsani.weebly.com/politics.html

Sabtu, 18 April 2009

Hasil Pemilu Sementara

Pesta demokrasi Indoneisa baru saja diselenggarakan, dengan cukup sukses pada 9 april kemarin. Dengan hasil quick count LSI (per 10 januari,pukul 10.48pm) , 10 parpol besar seperti di bawah ini :

- Partai Demokrat : 20.9%

- PDIP : 14.6%

- Golkar : 14.3%

- PKS : 8.6%

- PAN : 7.5%

- PKB : 6.8%

- PPP : 5.1%

- Gerindra : 4.8%

- Hanura : 3.5%

- PKPB : 1.6%

sumber :http://pastipanji.wordpress.com/

d


d

Jumat, 03 April 2009

Pembangunan Agrbisnis di Pedesaan

PEMBERDAYAAN DAN PENINGKATAN POSISI TAWAR PETANI MELALUI KELEMBAGAAN PERTANIAN DALAM KONTEKS PEMBANGUNAN AGRIBISNIS DI PEDESAAN

Indonesia memiliki potensi agribisnis yang sangat besar dan beragam serta tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Namun sayangnya potensi tersebut masih belum dapat dikembangkan sedemikian rupa sehingga sektor agribisnis menjadi tulang punggung perekonomian yang kuat. Bahkan terdapat kekhawatiran bahwa sektor agribisnis kita akan mengalami penurunan seiring dengan semakin kompleksnya permasalahan yang dihadapi sektor ini. Kompleksnya permasalahan ini mencakup tidak hanya aspek teknis dan ekonomis, namun juga aspek sosial dan politik bangsa.

Upaya peningkatan produksi pertanian hanya nampak pada beberapa komoditi tanaman pangan yang sarat dengan muatan politis seperti halnya beras dan gula. Sementara berbagai komoditas potensial lain pada sub-sektor hortikultura, perkebunan dan peternakan, di samping jenis-jenis komoditi tanaman pangan lainnya masih belum berkembang dengan baik. Jika pun ada upaya untuk meningkatkan produksi berbagai komoditi agribisnis ini, namun hasilnya tidak jarang menjadi bumerang yang menyakitkan para petani. Meningkatnya produksi tidak jarang diikuti dengan anjloknya harga, sehingga pasar telah menjadi sesuatu yang sangat tidak bersahabat bagi petani dan pengembangan sektor pertanian itu sendiri. Proses kanibalisme aktivitas pemasaran terhadap aktivitas produksi di satu sisi menyebabkan petani tidak bergairah dalam menjalani profesinya. Hal ini menyebabkan kuantitas dan kualitas produksi yang dihasilkan menjadi rendah. Di sisi lain, proses kanibalisasi tersebut berpengaruh pada terhambatnya pertumbuhan ekonomi wilayah pedesaan, walaupun sebenarnya memiliki berbagai komoditas agribisnis unggulan. Tidak berkembangnya sektor pertanian dan wilayah pedesaan mengantarkan kita pada kondisi yang semakin mengkhawatirkan dimana dijumpai fenomena engganya para generasi muda pedesaan untuk melanjutkan profesi petani ini.

Dalam konteks sistem agribisnis, disamping sub-sistem on-farm (budidaya) dan sub-sistem off-farm (baik yang di hulu yaitu penyediaan input faktor maupun yang di hilir yaitu pengolahan dan pemasaran hasil) terdapat sub-sistem penunjang (supporting service sub-system). Aktivitas pada sub-sistem penunjang ini mencakup pendidikan, latihan dan penyuluhan, penelitian dan pengembangan, permodalan dan asuransi, advokasi serta pengadaan aspek legal peraturan yang mendukung. Pada umumnya, sub-sistem penunjang ini ditafsirkan sebagai aktivitas yang seharusnya dijalankan oleh pemerintah. Karena tentunya petani secara perorangan tidak akan mampu melakukan peran tersebut. Namun demikian, jika para petani bergerak dalam suatu bentuk kerjasama yang solid, bukannya tidak mungkin berbagai aktivitas sub-sistem penunjang ini dapat mereka laksanakan dengan baik.

Dewasa ini tingkat kesejahteraan petani terus menurun sejalan dengan persoalan-persoalan klasik yang dialaminya, sekaligus menjadi bagian dan dilema dari sebuah kegiatan agribisnis di tingkat produsen pertanian. Tingkat keuntungan kegiatan agribisnis selama ini lebih banyak dinikmati oleh para pedagang dan pelaku agribisnis lainnya di hilir (Sumodiningrat, 2000). Oleh karena itu, diperlukan kelembagaan ekonomi pedesaan yang mampu memberikan kekuatan bagi petani (posisi tawar yang tinggi). Kelembagaan pertanian dalam hal ini mampu memberikan jawaban atas permasalahan di atas. Penguatan posisi tawar petani melalui kelembagaan merupakan suatu kebutuhan yang sangat mendesak dan mutlak diperlukan oleh petani, agar mereka dapat bersaing dalam melaksanakan kegiatan usahatani dan dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya (Suhud, 2005).

Peningkatan posisi tawar petani dapat meningkatkan akses masyarakat pedesaan dalam kegiatan ekonomi yang adil, sehingga bentuk kesenjangan dan kerugian yang dialami oleh para petani dapat dihindarkan. Pengembangan masyarakat petani melalui kelembagaan pertanian/kelompok tani ataupun Koperasi merupakan suatu upaya pemberdayaan terencana yang dilakukan secara sadar dan sungguh-sungguh melalui usaha bersama petani untuk memperbaiki keragaan sistem perekonomian masyarakat pedesaan. Arah pemberdayaan petani akan disesuaikan dengan kesepakatan yang telah dirumuskan bersama. Dengan partisipasi yang tinggi terhadap koperasi, diharapkan rasa ikut memiliki dari masyarakat atas semua kegiatan yang dilakasanakan koperasi akan juga tinggi.

Konsep pemberdayan masayarakat pedesaan melalui koperasi bukanlah konsep baru, banyak kendala dan hambatan yang harus diperhatikan dalam pengembangan koperasi di pedesaan, diantaranya adalah : (a) rendahnya minat masyarakat untuk bergabung dalam kelompok tani/koperasi, hal ini disebabkan karena kegagalan-kegagalan dan stigma negatif tentang kelembagaan tani/koperasi yang terbentuk di dalam masyarakat. Kegagalan yang dimaksud diantaranya adalah ketidakmampuan kelembagaan tani/koperasi dalam memberikan kebutuhan anggotanya dan ketidakmampuan dalam memasarkan hasil produk pertanian anggotanya. (b) adanya ketergantungan petani kepada tengkulak akibat ikatan yang ditimbulkan karena petani melakukan transaksi dengan para tengkulak (pinjaman modal, dan memasarkan hasil). Dan (c) rendahnya SDM petani di pedesaan menimbulkan pemahaman dan arti penting koperasi terabaikan.

Kelompok tani dan koperasi dan petani (anggota) harus memiliki hubungan yang harmonis, tanpa hubungan yang harmonis dan saling membutuhkan sulit dibayangkan kelompok tani/koperasi mampu dan dapat bertahan. Tapi dengan adanya prinsip saling membutuhkan tersebut kelompok tani/koperasi akan mampu menjadi lembaga perekonomian masyarakat pedesaan khususnya petani yang dapat memberikan keuntungan baik dari segi ekonomi dan sosial.

Prospek pertanian dan pedesaan yang berkembang setelah krisis ekonomi semakin mendorong kebutuhan akan adanya kelembagaan perekonomian komprehensif dengan kegiatan usaha yang dilakukan oleh petani atau pengusaha kecil. Hal ini sejalan dengan adanya pemahaman bahwa nilai tambah terbesar dalam kegiatan ekonomi pertanian dan pedesaan terdapat pada kegiatan yang justru tidak dilakukan secara individual. Namun, nilai tambah tersebut didapatkan pada kegiatan perdagangan, pengangkutan, pengolahan yang lebih ekonomis bila dilakukan secara bersama-sama dengan pelaku lain sehingga diharapkan keuntungan dapat dinikmati secara bersama-sama.

Menurut Baga (2006) pengembangan kelembagaan pertanian baik itu kelompok tani atau koperasi bagi petani sangat penting terutama dalam peningkatan produksi dan kesejahteraan petani, dimana: (1) Melalui koperasi petani dapat memperbaiki posisi rebut tawar mereka baik dalam memasarkan hasil produksi maupun dalam pengadaan input produksi yang dibutuhkan. Posisi rebut tawar (bargaining power) ini bahkan dapat berkembang menjadi kekuatan penyeimbang (countervailing power) dari berbagai ketidakadilan pasar yang dihadapi para petani. (2) Dalam hal mekanisme pasar tidak menjamin terciptanya keadilan, koperasi dapat mengupayakan pembukaan pasar baru bagi produk anggotanya. Pada sisi lain koperasi dapat memberikan akses kepada anggotanya terahadap berbagai penggunaan faktor produksi dan jasa yang tidak ditawarkan pasar. (3) Dengan bergabung dalam koperasi, para petani dapat lebih mudah melakukan penyesuaian produksinya melalui pengolahan paska panen sehubungan dengan perubahan permintaan pasar. Pada gilirannya hal ini akan memperbaiki efisiensi pemasaran yang memberikan manfaat bagi kedua belah pihak, dan bahkan kepada masyarakat umum maupun perekonomian nasional. (4) Dengan penyatuan sumberdaya para petani dalam sebuah koperasi, para petani lebih mudah dalam menangani risiko yang melekat pada produksi pertanian, seperti: pengaruh iklim, heterogenitas kualitas produksi dan sebaran daerah produksi. Dan (5) Dalam wadah organisasi koperasi, para petani lebih mudah berinteraksi secara positif terkait dalam proses pembelajaran guna meningkatkan kualitas SDM mereka. Koperasi sendiri memiliki misi khusus dalam pendidikan bagi anggotanya.

Kelompok tani atau Koperasi merupakan salah satu struktur kelembagaan yang cukup penting di masa sekarang dan yang akan datang, dalam upaya pemberdayaan petani dan pemasaran komoditas yang dihasilkan di wilayahnya, sekaligus menjadi kelembagaan pertanian yang dapat memberikan jaminan kepastian harga produk pertanian, sehingga harga yang diterima dapat menguntungkan petani. Bergabungnya petani dalam kelembagaan koperasi akan menguatkan institusi tersebut sebagai lembaga perekonomian pedesaan, dimana anggotanya akan memiliki posisi tawar yang kuat untuk dapat memasarkan hasil pertaniannya, sehingga kesejahteraan petani mengalami peningkatan hal ini diakibatkan naiknya pendapatan petani yang tergabung dalam kelompok tani atau koperasi.

Maka dapat disimpulkan, bahwa salah satu bentuk kelembagaan yang ideal di pedesaan adalah kelompok tani atau, dimana tujuan awal pembentukan dari kelompok tani/koperasi ini adalah untuk meningkatkan produksi pertanian dan meningkatkan kesejahteraan petani. Pemberdayaan petani dalam kelembagaan koperasi yakni KUD, merupakan suatu bentuk alternatif dari model pembangunan masyarakat pedesaan untuk dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang sebagian besar bermatapencarian sebagai petani/buruh tani. Koperasi dalam hal ini memberikan jaminan keuntungan bagi anggota baik dari segi sosial dan ekonomi, selain itu yang utama adalah peningkatan posisi tawar petani dapat ditingkatkan sehingga mereka mempunyai kekuatan untuk ’menentukan’ harga produk pertaniannya.

Disampaikan oleh: Feryanto. W. Karo-Karo, Staf Pengajar (Dosen) Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM). IPB.

ANALISIS

Dari artikel mengenai pemberdayaan dan peningkatan posisi tawar petani melalui kelembagaan pertanian dalam konteks pembangunan agribisnis di pedesaan kami dapat mengetahui bahwa terlalu banyak peran dari kelembagaan pertanian itu sendiri. Ketika awal mula kami mempelajari tentang kelembagaan social kami kurang memahami hal itu, namun ternyata ada banyak sekali peranan penting dari sebuah kelembagaan. Dalam bidang pertanian, petani sering menjadi pihak yang dirugikan atas produk yang telah mereka hasilkan. Hal ini menyebabkan para generasi muda yang berada di pedesaan enggan untuk meneruskan profesi sebagai petani. Mengingat hal itu, kami sadar bahwa peran kelembagaan sangat penting untuk meningkatkan posisi tawar petani (kekuatan harga ditingkat petani) di dalam pemasaran komoditi hasil pertanian. Peran-peran itu diantaranya:

1. Petani dapat memperbaiki posisi rebut tawar mereka baik dalam memasarkan hasil produksi maupun dalam pengadaan input produksi yang dibutuhkan.

2. Dalam hal mekanisme pasar tidak menjamin terciptanya keadilan, kelembagaan dapat mengupayakan pembukaan pasar baru bagi produk anggotanya.

3. Para petani dapat lebih mudah melakukan penyesuaian produksinya melalui pengolahan pasca panen sehubungan dengan perubahan permintaan pasar.

4. Dengan penyatuan sumberdaya para petani dalam sebuah kelembagaan, para petani lebih mudah dalam menangani risiko yang melekat pada produksi pertanian, seperti: pengaruh iklim, heterogenitas kualitas produksi dan sebaran daerah produksi.

5. Para petani lebih mudah berinteraksi secara positif terkait dalam proses pembelajaran guna meningkatkan kualitas SDM mereka.

Adapun contoh dari kelembagaan pertanian itu sendiri adalah kelompok tani dan koperasi. Program kelompok tani atau pun koperasi sudah cukup lama kita dengar, namun sepertinya peran dari kelompok tani/koperasi tidak terlalu banyak dirasakan oleh petani, hal ini disebabkan adanya kegagalan-kegagalan dan stigma negative dari koperasi yang ada di masyarakat, koperasi tidak mampu menyediakan kebutuhan para anggotanya, ketergantungan terhadap terkulak dan lain-lain sehingga petani enggan berpartisipasi dalam kelembagaan tersebut.

Pengembangan masyarakat petani melalui kelembagaan pertanian/kelompok tani ataupun Koperasi merupakan suatu upaya pemberdayaan terencana yang dilakukan secara sadar dan sungguh-sungguh melalui usaha bersama petani untuk memperbaiki keragaan sistem perekonomian masyarakat pedesaan. Peningkatan posisi tawar petani dapat meningkatkan akses masyarakat pedesaan dalam kegiatan ekonomi yang adil, sehingga bentuk kesenjangan dan kerugian yang dialami oleh para petani dapat dihindarkan.

Dalam hal ini peran pemerintah sangat diperlukan untuk memperbaiki kinerja dari kelembagaan pertanian yakni koperasi yang telah dibentuk, agar mampu mengoptimalkan perannya dalam meningkatkan produksi pertanian dan kesejahteraan para petani. Telah kita ketahui bersama bahwa nilai tambah terbesar dalam kegiatan ekonomi pertanian dan pedesaan, terletak pada kegiatan perdagangan, pengolahan dan pengangkutan, yang akan lebih ekonomis jika dilakukan secara bersama-sama sehingga diharapkan keuntungan dapat dinikmati bersama untuk meningkatkan kesejahteraan berbagai pihak, tidak hanya pedagang tetapi juga para petani.

Rabu, 18 Maret 2009

Pengakuan Lelaki Terhadap Wanita


Kami sulit menahan pandangan mata kami
ketika melihat kalian,
apalagi jika kalian diamanahkan Allah
kecantikan dan postur yang ideal,
kami semakin susah untuk menolak agar tidak melihat kalian,
karena itu lebarkanlah serta longgarkanlah pakaian kalian
dan tutupilah rambut hingga ke dada kalian dengan kerudung yang membentang.


Kami sulit menahan pendengaran kami
ketika berbicara dengan kalian,
apalagi jika kalian diamanahkan oleh Allah
suara yang merdu dengan irama yang mendayu
karena itu tegaskanlah suara kalian
tatkala berbicara berhadapan dengan kami
dan berbicaralah seperlunya sahaja.


Kami juga sulit menahan
bayangan-bayangan hati kalian,
ketika kalian dapat menjadi
tempat untuk dicurahkan segala isi hati kami,
waktu luang kami kadangkala akan sering terisi
oleh bayangan-bayangan kalian,
kerana itu janganlah kalian membiarkan kami
menjadi curahan hati bagi kalian

Kami tahu kami insan lemah
bila harus berhadapan dengan kalian,
kekerasan hati kami dengan mudah bisa luluh
hanya dengan senyum kalian,
hati kami akan bergetar
ketika mendengar dan melihat kalian menangis.

Sungguh ALLAH telah memberikan amanah terindah kepada kalian,
maka jagalah amanah itu
jangan sampai ALLAH murka dan memberikan keputusan-Nya.

Maha Besar dan Maha Suci Allah yang tahu
akan kelemahan hati kami ini,
hanya dengan ikatan yang suci dan yang diredhai-NYA,
kalian akan menjadi halal bagi kami.

LAlu apa yang telah aku lakukan selama ini..YA Rabb, ampunilah daku.
Untuk setiap pandangan yang tak terjaga,
untuk iman yang tak dipelihara,
lisan yang merayu dan hati yang tak terhijab,

Ya Rabb, Engkaulah mengawasi kami setiap detik,

kerana kasih sayangMu ya Allah kepada kami,

Engkau perintahkanlah malaikan silih berganti
menemani kami siang dan malam
agar iman kami dapat dijaga...

www.Iluvislam.com
Sumber : Sekretariat NYDP2 MPP Universiti Sains Islam
Malaysia (USIM)

Budidaya

Budidaya Srikaya Jumbo

Srikaya jenis newvarie

SLEMAN – Musim penghujan merupakan musim yang baik untuk mulai bertanam tanaman-tanaman berbuah. Bagi Anda yang tidak memiliki lahan luas, dapat bertanam tanaman buah dengan cara tabulapot (tanaman buah dalam pot). Yang selain tidak memakan lahan banyak juga mudah perawatannya.

Yang perlu disediakan adalah pot bunga ukuran besar atau brum bekas. Hampir semua tanaman buah dapat di tanam secara tabulapot. Dan kunci utama keberhasilan tabulapot itu, pada ketersediaan unsur hara bagi tanaman.

Salah satu jenis tabulapot yang kini sedang di budidayakan oleh ‘Mitra Tani’, adalah tanaman srikaya jenis newvarie asal Australia.

Jenis srikaya ini, sebenarnya dapat tumbuh dengan cepat. Hanya saja, memiliki batang yang mudah patah. Sehingga sangat sulit untuk dilakukan pencakokan.

Srikaya jenis newvarie ini lebih terkenal di kalangan pecinta tanaman buah dengan nama srikaya jumbo. Pasalnya, ukuran buah dari srikaya jumbo ini bisa seberat delapan ons. Luar biasa sekali. Karena rata-rata berat buah srikaya itu hanya 1-2 ons saja.

Kelebihan lain srikaya jumbo ini, pohonnya tak pernah berhenti berbuah. Selain itu, juga memiliki daging yang tebal berwarna putih bersih. Serta, jarang sekali terdapat biji di dalamnya.

“Untuk mengembangbiakan pohon srikaya jumbo ini, memang sedikit agak rumit. Karena harus melewati cara sambung mata dan sambung susu,” tutur Sudihartono pemilik ‘Mitra Tani’ pada N-News (12/11).

Dari dua cara pengembangbiakan itu, teknik sambung mata memiliki masa berbuah sampai satu setengah tahun. Sementara untuk sambung susu, dalam waktu satu tahun sudah berbuah.

Sambung mata dengan cara menyambungkan batang bawah dari jenis srikaya lokal dengan potongan batang srikaya jumbo dan di bungkus plastik biarkan hingga batang benar-benar rekat.

Sedangkan pada sambung susu di ibaratkan tanaman menyusu induk tanaman hingga siap tanam. Dengan cara batang bawah yang telah ditanam di polybag di potong serong, kemudian pilih cabang srikaya jumbo yang baik, sayat kulit srikaya jumbo dan tempel dengan batang bawah tanpa memutus batang sambungan dengan tanaman induk. Setelah kedua cabang benar-benar merekat barulah hasil sambung susu dapat dipisahkan dengan tanaman indukkan.

Harga jual bibit baik dari hasil sambung mata atau sambung susu hanya di hargai Rp 40 ribu/pohonnya, cukup murah khan. Lagipula ‘Mitra Tani’ siap mengirim ke seluruh pelosok nusantara tentu saja tambah ongkos kirim dan siap memdampingi para peminat tanaman ini hingga berhasil. Prospek menanam srikaya jumbo ini sangat menggiurkan sekali. Lantaran besar buahnya dan tebal dagingnya, otomatis harganya pun cukup mahal.

Di daerah Kendal, Jawa Tengah, buah srikaya jumbo ini telah di pasarkan di beberapa pusat perbelanjaan. Bayangkan saja keuntungan yang akan didapatkan, jika berat sebuah srikaya bisa lebih dari setengah kilogram.

Pertumbuhan yang paling optimal memang di tanah langsung tanpa pot, tetapi jika lahan terlalu sempit juga dapat ditanam dengan pot.

Hanya saja, jika ditanam dalam tabulapot, sebaiknya gunakan drum bekas yang bisa bertahan hingga enam bulan. “Kalau pakai pot plastik paling lama bertahan sampai tiga tahun saja. Kemudian diperlukan perombakan media tanam secara keseluruhan,” tutur Sudihartono yang alumnus SMU N 1 Sleman ini. danar wulandari

Tips Perawatan Tabulapot Srikaya Jumbo

  1. Siapkan drum bekas yang telah dilubangi alasnya.
  2. Siapkan sekam padi.
  3. Siapkan beberapa batu bata untuk alas drum agar sirkulasi air lancar.
  4. Siapkan media berupa tanah : pupuk kandang : sekam dengan perbandingan 2:1:1.
  5. Isi drum dengan sekam padi setebal 10 cm.
  6. Masukkan media tanam hingga kurang 20 cm dari bibir drum.
  7. Buat lubang ditengah, sesuaikan dengan besarnya tanaman.
  8. Lakukan penyiraman sehari sekali.
  9. Siram dengan rendaman kompos sebulan sekali.
  10. Beri pupuk dasar seperempat sendok makan NPK pertumbuhan (Mutiara Biru) tiga bulan sekali.
  11. Pemangkasan dilakukan secara rutin pada dahan-dahan yang tidak diinginkan.
  12. Untuk memacu pembuahannya, siram dengan Atonik satu sendok makan yang telah dicairkan ditambah satu liter air seminggu sekali (Atonik dapat di beli di toko-toko pertanian dengan harga sekitar Rp 12.500/btl).
  13. Semprotkanlah Atonik ini di bawah daun, pada pagi dan sore hari
  14. Berikan minyak ikan khusus tanaman, dengan ukuran satu sendok makan yang dicairkan dengan satu liter air. Minyak ikan ini banyak dijual di toko pertanian, harganya kurang lebih Rp 20.000/btl
  15. Sebagai ganti minyak ikan dapat diberikan air cucian daging atau ikan.
  16. Selamat mencoba srikaya jumbo ini. Jika mengalami kendala, Anda bisa berkonsultasi dengan Mitra Tani di nomor telepon 081578056085 atau 0274-9307909 atas nama Sudihartono. danar wulandari
disadur dari: http://nasarinews.com

video